Tag: Contohnya

Arti Reintegrasi Sosial beserta Tujuan dan Contohnya

1. Menjauhi Konflik

Seperti yang telah disebutkan di atas, disintegrasi terjadi karena adanya konflik yang terjadi di masyarakat. Maka, upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai reintegrasi adalah dengan melakukan berbagai hal yang bisa membuat seseorang menjauhi konflik.

Contoh upaya menjauhi konflik misalnya dengan pindah ke daerah lain, atau tidak bersinggungan dengan kelompok maupun individu penyebab konflik.

2. Menghargai Sesama

Konflik antarsuku maupun antaragama merupakan beberapa hal yang menyebabkan disintegrasi sosial di masyarakat.

Berbagai penyebab konflik ini menunjukkan bahwa satu di antara upaya untuk mencapai reintegrasi adalah dengan menghargai sesama, meski berbeda suku dan agama.

Sikap saling menghargai orang lain yang memiliki perbedaan membuat konflik jadi lebih sedikit atau bahkan menghindarkan masyarakat dari konflik yang terjadi.

Menghargai sesama juga menjadi cara untuk menghargai keberagaman masyarakat yang ada di Indonesia.

3. Melakukan Penguatan Identitas

Penguatan identitas pada setiap kelompok dan individu yang dilakukan secara bersama-sama menjadi satu di antara upaya untuk mencapai reintegrasi.

Penguatan identitas yang dimaksud berupa pengakuan bahwa setiap orang memiliki agama, ras, suku, maupun kepercayaan yang berbeda satu antara yang lainnya.

4. Melakukan Dialog dan Musyawarah

Komunikasi antara pihak yang mengalami konflik dan terlibat disintegrasi sosial menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai reintegrasi.

Contoh komunikasi yang bisa dilakukan ialah dengan melakukan dialog dan musyawarah bersama. Dialog dan musyawarah yang dilakukan bersama pihak-pihak yang mengalami konflik akan membantu proses reintegrasi.

Dengan melakukan dialog dan musyawarah bersama, pihak-pihak yang terlibat akan menemukan solusi dari konflik penyebab disintegrasi sosial yang terjadi.

5. Menuntaskan Konflik

Menuntaskan konflik yang terjadi menjadi upaya yang juga bisa dilakukan dalam proses reintegrasi sosial. Upaya ini merupakan lanjutan dari upaya melakukan dialog dan musyawarah yang dilakukan sebagai upaya reintegrasi sosial.

Upaya reintegrasi dengan cara menuntaskan konflik akan membuat pihak-pihak yang sebelumnya terlibat menjadi tidak lagi berkonflik lagi.

Arti Prototype beserta Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Tujuan Prototype

Tujuan utama dari prototype adalah mengembangkan model atau rancangan produk menjadi produk final yang dapat memenuhi permintaan pengguna.

Dalam proses pengembangan produk, pengguna dapat ikut andil dalam proses pengembangan produk dengan cara mengevaluasi dan memberikan umpan balik.

Umpan balik yang diberikan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan produk. Selain itu, penggunaan prototipe dapat memunculkan ide-ide baru yang bisa dikembangkan menjadi sebuah fitur untuk melengkapi produk.

Manfaat Prototype

Ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan saat menggunakan sistem prototyping ini. Berikut ini manfaatnya:

  • Dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan produk

Kamu dapat menekan biaya dan menghemat waktu dalam proses pengembangan produk. Dengan begitu, sumber daya yang tersisa dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.

  • Dapat mengetahui kebutuhan pengguna terlebih dahulu

dengan memanfaatkan sistem prototyping kamu dapat mengetahui kebutuhan pengguna terlebih dahulu. Dengan begitu, kamu dan tim kamu dapat mengetahui apa saja prioritas dan kebutuhan pengguna. Selain itu, proses pengembangan produk akan berlangsung lebih cepat.

  • Menjadi acuan untuk mengembangkan produk

Selanjutnya, model prototype dapat menjadi acuan atau patokan untuk kamu dalam mengembangkan sebuah produk.

Kamu juga dapat menggunakan prototype untuk menemukan kekurangan dan mencari solusi untuk membuat produk kamu menjadi semakin baik lagi.

  • Dapat menjadi bahan presentasi

Terakhir, kamu dapat menggunakan prototype untuk mempresentasikan produk yang akan kamu luncurkan. Dengan adanya prototype akan memudahkan audiens mendapatkan gambaran tentang produk yang akan diluncurkan.

Cara Membuat Teks Ulasan beserta Contohnya

Mengidentifikasi karya

Pertama, sebagai penulis teks ulasan harus mencatat identitas buku atau karya yang akan diulas, yang meliputi judul, penulis, nama penerbit, tahun terbit, termasuk ketebalan. Kalau perlu termasuk harga buku. Begitu juga dengan karya lainnya.

Mencatat hal-hal menarik dan penting

Ini adalah bagian yang cukup penting. Cobalah untuk mencari hal-hal yang menarik dan juga penting di dalam buku, film, atau yang lainnya. Entah dari sisi karakter fiksi, alur ceritanya, sinematografi, gaya bahasa, dan sebagainya.

Menelaah kelebihan dan kelemahan

Setiap karya, baik buku, film, atau yang lainnya, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Di sini penulis harus bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari karya tersebut.

Namun, harus diingat kelebihan dan kekurangan yang ditulis harus dengan sesuai fakta yang ada (tidak mengada-ada).

Merumuskan kesimpulan

Setelah menjelaskan hal menarik, kelebihan, dan kelemahan dari karya tersebut, langkah selanjutnya adalah merumuskan kesimpulan. Penulis perlu menarik kesimpulan tentang isi dan kesan-kesan buku tersebut secara keseluruhan.

Membuat saran untuk pembaca

Terakhir, penulis bisa memberikan saran bagi pembacanya dalam berbagai aspek. Misalnya saja saran untuk membaca/melihat karya sebelumnya agar memahami isi cerita, saran target pasar dari karya tersebut, saran referensi untuk hal tertentu, dan sebagainya.

Macam-Macam Jenis Mantra beserta Contohnya

Bola.com, Jakarta – Mantra adalah kumpulan kata-kata yang dipercaya mempunyai kekuatan mistis atau gaib. Mantra juga termasuk puisi lama/tua, yang pada masyarakat Melayu bukan dianggap sebagai sebuah karya sastra, tetapi lebih berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan.

Mantra berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “mantra” atau “manir”, yang merujuk pada kata-kata yang berada di dalam kitab Veda, yaitu kitab suci umat Hindu. Dalam masyarakat Melayu, mantra biasa dikenal sebagai serapah, jampi atau seru.

Mantra biasanya digunakan atau diucapkan pada waktu dan tempat tertentu yang memiliki tujuan untuk menimbulkan suatu kemampuan tertentu bagi orang yang menggunakan atau mengucapkan mantra tersebut.

Mantra umumnya didalami dan dikuasai oleh orang-orang tertentu, seperti dukun dan pawang.

Satu di antara hal yang menyebabkan mantra masuk kesastraan lisan Indonesia, yaitu karena bahasa mantra berirama dan sangat indah. Mantra ini bisa berupa pujian-pujian yang cara penyampainnya dengan menggunakan kalimat yang halus.

Ada banyak jenis mantra, dan setiap mantra memiliki khasiat dan kegunaan masing-masing. Contohnya seperti mantra untuk mengusir setan atau hantu, mantra untuk mengobati orang yang sedang sakit, mantra agar panen melimpah, dan mantra-mantra yang lain.

Berikut macam-macam jenis mantra beserta contohnya, dikutip dari laman Pelajaran dan Seputarilmu, Jumat (1/9/2023).

Pengertian Novel Sejarah, Struktur, dan Contohnya

Novel sejarah berbeda dengan teks sejarah. Seperti sudah dijelaskan di atas, novel sejarah adalah novel yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah, tetapi cerita di dalamnya menggambarkan sesuatu yang tidak pernah ada atau terjadi.

Jadi, cerita di dalam novel sejarah adalah cerita rekaan yang dikembangkan dari fakta sejarah yang pernah ada. Hal itu berbeda dengan teks sejarah yang dituntut harus sesuai dengan hal-hal yang memang pernah ada atau terjadi.

Berdasarkan penulisnya, novel sejarah ditulis oleh seorang novelis, sementara, teks sejarah ditulis oleh sejarawan.

Seorang novelis sepenuhnya bebas untuk menciptakan dengan imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan di mana cerita dalam novel sejarah.

Sebaliknya, sejarawan terikat oleh keharusan menulis sesuatu yang benar terjadi di masa lampau, tidak boleh ditambah-tambahkan atau direkayasa.

Dalam novel sejarah, faktor perekayasaan dari pengarang yang mewujudkan cerita sebagai suatu kebulatan atau koherensi dan sekali-kali ada relevansinya dengan situasi sejarah.

Sementara itu, pada teks sejarah, hubungan antara satu fakta dengan yang lainnya perlu direkonstruksi. Paling tidak hubungan topografis atau kronologisnya.

Sejarawan perlu menunjukan sesuatu yang ada saat ini dapat dilacak eksistensinya di masa lampau. Hal tersebut berguna sebagai bukti atau saksi dari apa yang direkonstruksi mengenai kejadian di masa lampau.

Sejarawan yang menulis teks sejarah juga sangat terikat pada fakta tentang apa, siapa, kapan, dan di mana tentang sejarah itu. Berbeda dengan novelis atau pengarang novel yang tidak terikat pada fakta-fakta sejarah mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana.

Semua yang ia tulis dalam novel sejarah dapat berupa fiksi tanpa ada kaitannya dengan fakta-fakta sejarah. Begitu pula dengan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam novel sejarah, tidak diperlukan adanya bukti, berkas, atau saksi.

Pelaku-pelaku, hubungan di antara mereka, kondisi dan situasi hidup, serta masyarakatnya di dalam teks sejarah harus sesuai kenyataan yang terjadi.

Tidak boleh ada rekayasa di dalam teks sejarah. Di sisi lain, dalam novel sejarah, pelaku-pelaku, hubungan di antara mereka, kondisi dan situasi hidup serta masyarakatnya semuanya merupakan hasil imajinasi.